Minggu, 29 November 2015

Hati

Dunia ini begitu luas
Tapi tidak dengan hati ku
Bersyukurlah kamu
Termasuk didalamnya

Minggu, 22 November 2015

demi apapun, kamu melebihi apapun

adalah hal yang bodoh
meninggalkan mu yang terseorang diri
adalah hal yang pintar
meninggalkan semua yang mengejarku
karena demi apapun,
kamu melebihi apapun

lempari saja aku dengan senyum
aku takkan pernah bosan
asal kau jangan melemparku jauh jauh
lalu tersenyum, sama sekali jangan

dan lagi jangan kau tersenyum
lalu melemparku sagat jauh
karena aku bisa saja suatu waktu
menjadikan senyum sebagai kata
yang sangat hina

tetapi tetap tersenyumlah padaku
karena aku masih memandang
senyum itu hal yang paling indah,
hal yang paling indah
darimu yang bisa masih kudapat

ratusan hari aku menanti hari ini akan tiba
tak apa jika hanya senyummu,
tak apa jika kau dengan tak sengaja
karena senyummu adalah senyumku
karena senyumku, hanya karenamu

aku ingat kali saat pertama aku melihatmu
kamu dipenuhi kata yang rak berujung
"keindahan"
satu kata yang membuaku sulit untuk tidak untukmu
dan aku cinta

banyak orang bilang,
cintailah orang sewajarnya saja
aku tidak tau, batasan wajar
dan wajar itu seperti apa

karena yang aku tau,
wajarku adalah apapun untukmu

aku pikir aku pernah bergerak
dengan apa yang aku yakini, nyatanya tidak
aku hanya mematung disini
seolah pengemis yang menunggu tuannya datang

aku memang sangat mencintaimu, teramat sangat
sulit membedakan antara aku mencintai jantungku
atau aku kehilangan denyut nadimu

benar, apapun ku kan lakukan untuk menjaga
hidupnya nadimu
yang kuharapkan itu, hangat
aku rela jika harus menggantikan seluruh nadimu
yang sudah tak lagi mengikatmu itu

tak apa jika kau tak tau
tak apa jika kau tak tau
karena demi apapun,
kamu melebihi apapun

rinduku sudah pada tahap keterlaluan

kebahagiaan ku adalah
ketika aku melihat bayangku ada dimatamu
mata kita saling bertemu
berucap janji setia sehidup semati
jemari kita saling bersentuhan
berucap takkan pernah melepaskan mu selamanya
dan aku terbangun dari mimpiku
mimpi yang hanya ada dalam mimpi
mimpi yang bisa terjadi hanya dalam mimpi
dan mimpi yang selalu aku rindukan setiap malam
ini masih tentang kamu
rinduku sudah pada tahap keterlaluan
nada yang ku dengar saat ini
adalah nada indah
yang bersemayam diatas penderitaan yang indah
penderitaan yang indah
seperti apa?
dia seperti rindu
aku menyerah
lantas apa cara untuk tidak merindu?
selain menemuimu
jika tidak ada biarkanlah
aku menderita dalam keindahan
teruntukmu..
yang kuingini tanpa mengingini aku kembali
aku membalikan fikiran
dan aku takkan menyerah
aku tetap rindu
dalam hela nafasku ada rindu didalamnya
yang takkan pernah berhenti sebelum aku mati
sumpah ku satu,
akan kubuat rinduku menjadi rindumu

Senin, 09 November 2015

kenangan sayang

mari kita menyusun tiap tiap batang korek api
lalu kita nyalakan hati hati
apa yang kamu lihat didalamnya,
adalah kenangan kita
selagi aku sempat dan masih bisa
biarkan aku menemani
setiap kehilangan kenanganmu itu
aku ingin memalikannya
meski aku harus benar benar hilang
lelah jika melihat mu dalam tatap seperti itu
binar yang ada seakan tanpa ada
nuansa yang tak bernuansa
kau masih disini
aku akan memapahmu
aku bahagia jika kau akhirnya baik baik saja
meski kau tak ingat akan ku
terlebih kejadian itu
setidaknya kepergianku
membuat kau baik baik saja
tangan lemah ku bersusah payah mendorong mu
lampu malam dan jalanan menjadi saksi
kita berpisah
dalam keadaan tak ada kenangan
selamat jalan
aku harus pergi
kau jangan menjemputku
biar hujan menuntunmu dalam kesempatan yang akan datang
baik baik lah disana
aku akan tetap memperhatikanmu disini
membantu mengembalikan ingatanmu dan kenanganmu
sampai kapanpun
meski kita sudah dalam dunia yang berbeda
yakinlah kita akan menuju
dalam hanya satu kenangan saja, sayang

Minggu, 08 November 2015

Untitle

Adalah cinta
Yang akan memperkuat segalanya 
Walau segala badai menusuk
Tetap hati bak karang
Tangguh 

:)

Selamat malam, pangeran ku
Semakin gelap saja malam ini
Ditambah lagi kabut 
Kamu sedang apa disana? 
Tersenyum kah?
Terimakasih untuk pinangan mu yang dulu 
Walaupun itu hanya dalam angan 
Dan sama sama kita berangan 
Namun bagiku itu adalah pinangan terindah
Hanya dengan ucapan harapan
Semoga kau menjadi pendamping hidupku
Adalah hal terbahagia yang pernah aku dengar 

Pangeranku, jagalah kuda putih itu
Kau akan menjadi pangeran berkuda ku, bukan?
Yang akan hadir bersama bintang
Diatas bukit yang gersang
Dan sehelai ucapan doa 
Tak lupa dengan cinta dan harapan

Aku disini merindukanmu..
Pangeranku


Hujan

Hai hujan 
Sepertinya kamu selalu senang 
Terjun dari langit dengan tawa
Menari nari diatas tanah
Bahkan tak jarang kamu datang
bersama petir pun getir
Tanpa pernah kamu tau,
Sesiapa saja orang yang ketakutan 
Walaupun kamu slalu berjanji
Kan ada pelangi setelah ini 
Dan kamupun perlu tau
Aku selalu menanti pelangi itu pulang

Jumat, 06 November 2015

Perihal kemarin

Selepas darimu aku pergi
Bukan untuk menghindar
Apalagi membenci
Aku pergi untuk menjaga
Menjaga hati
Menjaga jarak
Bisa saja aku tetap bersama mu
Disamping mu dan menjadi teman baik mu
Tapi sungguh, aku takkan sanggup
Jika kelak aku menjadi teman mu
Lalu kau kisahkan dongeng manis mu
Kau ungkapkan rasamu
Begitu besarnya untuk wanita lain
Aku takkan iklas
Bukan aku ingin memutuskan tali silaturahmi
Tapi aku butuh waktu untuk sendiri
Merangkai ulang setiap butir nya hati
Yang pernah tanpa sengaja kau hancurkan
Sulit, sangat sulit
Ketika semua orang berseri
Dan bergegas menatap hari esok
Aku disini bersama perihal kemarin
Yang tak pernah mampu kujemput
pun kubawa pulang

Selasa, 03 November 2015

Semoga yang tak usai

Terinjaklah daun kering itu
Dan terdengar gemersik kesepian
Tak ada yang lebih sakit dari ini
Tak ada yang lebih menusuk dari ini
Kuterbangkan alang alangku
Namun tak sedikit yang kembali dan menempel
Rindu ini seperti awan diatas sana
Bergelantungan menari bersama angin
Menanti kepastian nasib
Akan kah di terpa angin lalu hilang
Atau menjelma menjadi hujan, dia tak tahu
Kau dengar itu?
Burung menyampaikan sejuta kerinduanku
Bahkan ia ikut menangis di subuh ini
Seharusnya kamu tak pernah pergi
Seharusnya kamu ada untuk aku
Dan mengaminkan setiap doaku untukmu
Aku tahu, Tuhan itu sangat dekat
Dekat tanpa sekat
Karena itulah aku juga tahu
Kemana aku harus meluapkan kerinduan ku
Karena kita adalah semoga
Yang tak pernah selesai dihadapan doa

Senin, 02 November 2015

Bait singkat dari meja bambu

 - Puisi Penagenic


ternyata, waktu juga bisa berubah menjadi hakim yang adil
melantik purba rinduku,
tertulis di lembar terakhir kalender usang yang hanya memuat bulan-bulan ganjil

lelah sudah terbaring,
pulas mendengar dongeng tentang baju penghangat yang kaukenakan dengan cara terbalik
cemas sudah mengalah,
santun menunduk dibius aroma parfum yang terus membuntuti

entah kapan, atau barangkali nanti malam
rinduku akan sekali lagi mendatangimu dengan bibir gemetar
mengantar pertanyaan bagaimana dan mengapa yang berulangkali gagal ia sujudkan
sesekali, ajari dia tertawa seperti anak-anak angin yang bercanda dengan helai-helai rambutmu
agar ia paham, resah tak perlu dipelihara
ada baiknya segala yang diminta cukup disampaikan dalam doa

dari binar matamu,
aku membaca sebait kata pengantar di buku terbuka yang ditulis penyair piatu
sajak-sajak beraroma tanah basah
kalimat-kalimat yang memuat gundah
juga suara sunyi yang ditiupkan lamban daun-daun trembesi

sejak malam ini, mungkin kau akan percaya
rindu tak ubahnya dosa kecil yang hanya bisa diampuni oleh satu kali pertemuan
langkah ini hanyalah caraku membuktikan bulatnya bumi
berjalan menjauh, agar bisa menemukanmu kembali

Bisu

Bahkan ketika tak saling bicarapun 
Hati terus berkata berteriak 
Mata itu,
Bulat bercahaya berkilauan 
Menggetirkan hati dan mulut tak sama 
Oh sayang, lisan mu itu tajam 
Menusuk pelan kedalam rusukku 
Menyakitkan walau tak berdarah 

Jarak

Sepertinya bumi terbelah
Ketika aku mencintaimu
Namun dengan lantang nya kau teriak
Kamu mencintai nya
Orang yang selalu aku kasihani
Dan selalu aku pedulikan,
Kamu tak cukup tahu diri
Kamu bukan malaikat
Kamu tak mungkin bisa berlaku adil
Inginkan aku,
Tapi tak ingin lepaskannya
Aku ini merpatimu
Yang tak pernah pergi jauh
Walau sudah kau lepas
Coba kau ukur jarak cakrawala
Bahkan sejauh itu pun jarak kita
Aku tak bisa jika aku tak kembali
Seperti lambaian angin yang mengajarkan daun menari
Tak pernah letih kau hembus aku dengan kesakitan
Kau coba getirkan luka di hati
Cukup seperti ini saja
Mengukur jarak kita dibalik mu
Yang setiap harinya akan semakin bertambah

Luka abadi yang karam di laut puisi


- Karya Penagenic


Entah bagaimana persisnya
tiba-tiba aku ingin menebak
berapa banyak hangat genggaman
yang kutebar di pergelangan tanganmu.
Sebelum kau tersakiti, sebelum kau berlari pergi.

Aku pernah melupakan lapar hanya karena ingin mendengar kenyangmu.
Aku sempat mengabaikan hangat hanya karena menolak mendengar gigilmu.
Namun kau menyukai tajam,
lalu mendorongnya lembut,
mengarahkan ke seluruh denyutku.

Semena-mena kau menyeret wajah bulan yang terbiasa menerangi beranda.
Biar pudar!
Agar menyebar ke seluruh memar.
Meninggalkan aku yang dijangkiti kecewa,
lalu membiarkan perih menancap di sana.

Sepandai itukah kau melubangi urat nadiku?
Muara seluruh denyut,
yang kupakai menyelamatkanmu ketika hanyut.
Tak pernah kuucap percuma,
meski hanya mengapungkan dosa.

Entah bagaimana persisnya,
tiba-tiba aku ingin menebak
berapa kali aku menyebutmu luka abadi yang karam di laut puisi.